Jember, menaranews.online”4 November 2024
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember (FAPERTA UNEJ) melalui Kelompok Riset (KeRis) CREAM (Centre of Research on Entrepreneurship and Agribusiness Management) menggelar Program Pengembangan Desa Binaan (Probangdebi) di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember (04/11/2024). Program ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam pengelolaan usaha tani pembibitan hortikultura, pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk organik berkualitas, serta penguatan kelembagaan petani melalui pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB). Dengan pendanaan dari Hibah Pengabdian Desa Binaan Keris-DiMas, diharapkan program ini mampu menjadi solusi untuk peningkatan ekonomi lokal dan kualitas lingkungan di wilayah tersebut.
Tim Kelompok Riset (KeRis) CREAM yang terdiri dari para dosen Program Studi Agribisnis, yaitu Dr. Ir. Evita Soliha Hani, MP., Julian Adam Ridjal, SP., MP., Indah Ibanah, SP., M.Si., dan Ratih Apri Utami, SP., M.Si., bersama beberapa mahasiswa, berkolaborasi dengan Kelompok Tani “Pancer Tani” di Desa Sabrang. Program ini telah dilaksanakan sejak 1 Juli 2024, dan bertujuan untuk mengatasi berbagai kendala dalam pengelolaan usaha tani pembibitan yang masih menggunakan teknologi sederhana dan kapasitas produksi yang terbatas. Hal ini menyebabkan kebutuhan bibit hortikultura di desa tersebut belum terpenuhi. Selain itu, pengelolaan limbah peternakan yang kurang optimal juga berpotensi menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
Julian Adam Ridjal, Ketua Program Pengabdian menjelaskan, Program Pengembangan Desa Binaan (Probangdebi) di Desa Sabrang mengadopsi model Participatory Rural Appraisal (PRA), yang berfokus pada partisipasi aktif masyarakat mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi program. Pendekatan persuasif dan edukatif diterapkan melalui sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan. “Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah usaha tani, tetapi juga untuk mentransfer ilmu pengetahuan agar masyarakat dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka secara mandiri,” ujarnya.
Program ini juga menekankan pentingnya pengelolaan kelembagaan, terutama dalam pembentukan KUB. Para petani diajarkan tentang penyusunan anggaran, pencatatan pemasukan dan pengeluaran, serta pembuatan laporan keuangan yang sederhana namun efektif. “Pengelolaan keuangan yang baik dan administrasi yang efektif adalah kunci dalam memastikan keberlanjutan kelompok usaha tani. Kami berharap pelatihan ini dapat membantu kelompok tani mengelola usahanya secara lebih efisien,” tambahnya.
Dr. Evita Soliha Hani, Ketua Tim Kelompok Riset CREAM, juga menegaskan, metode PRA memungkinkan masyarakat desa untuk berperan aktif dalam setiap tahap program. “Melalui pendekatan ini, kami berharap masyarakat dapat lebih terlibat dalam proses peningkatan produktivitas pertanian dan pengelolaan limbah secara berkelanjutan,” ungkapnya. Pendekatan yang melibatkan masyarakat ini diharapkan dapat membantu petani memahami pentingnya inovasi dalam usaha tani, serta mempersiapkan mereka untuk mengelola sumber daya lokal secara lebih efektif.
Ia lalu menambahkan, dengan Program Probangdebi ini, merupakan komitmen lembaganya untuk memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Pendanaan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UNEJ juga mencerminkan dukungan penuh terhadap riset-riset terapan yang berorientasi pada pemecahan masalah riil di masyarakat. “Kami berharap kegiatan Probangdebi ini dapat menjadi model bagi desa-desa lainnya, tidak hanya di wilayah Jember, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia. Dengan mendukung peningkatan kapasitas petani dan memberikan solusi praktis, kami ingin membantu memperkuat ketahanan ekonomi dan lingkungan di pedesaan.”imbuhnya.
Sementara itu, Ari Wibowo, Ketua Kelompok Tani Pancer Tani, menyatakan bahwa buku saku yang disediakan oleh tim sangat membantu para petani. “Buku saku yang berisi inovasi pembuatan media tanam hortikultura dengan bahasa yang mudah dipahami sangat membantu kami. Ini bisa jadi panduan sehari-hari bagi petani pembibitan di Desa Sabrang,” tuturnya.
Zubaeri Lutfi, Kepala Desa Sabrang, juga memberikan apresiasi kepada Universitas Jember yang telah menghadirkan program pengabdian yang berdampak nyata bagi masyarakat. “Kegiatan transfer ilmu seperti ini sangat bermanfaat, karena memberikan solusi yang berkelanjutan bagi masyarakat kami. Kami berharap program ini dapat menjadikan Desa Sabrang lebih mandiri dan berkembang di sektor pertanian,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pelatihan dan pendampingan ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga memberikan bekal bagi masyarakat untuk terus berinovasi dan berkembang di bidang pertanian. Program pendampingan ini disambut antusias oleh masyarakat dan pemerintah Desa Sabrang, dan diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat desa. Pendampingan kelembagaan dalam pembentukan KUB juga diharapkan dapat memperkuat posisi tawar petani dalam mengakses pasar yang lebih luas.
Dengan demikian, Probangdebi di Desa Sabrang diharapkan tidak hanya menjadi program yang menguntungkan bagi petani saat ini, tetapi juga dapat membentuk fondasi yang kuat untuk masa depan pertanian yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing di Indonesia.(mn-is)